Rabu, Januari 30, 2008

Surat Untuk Gadiza Fauzi

Jakarta, 8 Maret 2007

Untuk Gadiza Fauzi

di

Tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan tidak mengurangi rasa hormat ijinkan saya untuk mengungkapkan semua ini dan mohon maaf apabila hal ini mengganggumu. Jika saja semua bisa dipahami atas apa yang saya rasakan selama ini, saat ini dan mungkin nanti maka tidak akan ada rasa rindu, senyum, bahagia, mimpi dan ketidak tenangan di hati ini yang tak bisa dijawab hanya dengan diam dan menunggu. Siapa wanita yang menggugahku dengan indahnya dan mengapa harus dia yang aku rindu? Menyadari bahwa Tuhan telah menganugerahkan cintaNya untuk memilihku dengan mencintaimu...

Akankah aku bisa memilikimu

Sepanjang umurku

Serta seluruh hidupmu

Dinda, diantara harapku terucap dirimu

Kembangkan sayap-sayap cinta yang berseri

Seiring berputarnya waktu

Tanpa kulepas sehela sekalipun bayangmu di mimpiku

Ronamu cerahkan malam

Putihmu hiasi fajar

Di dalam sebuah asa yang terus dan terus tercipta

Ku lantunkan nada cinta melalui pena

dan ku lukiskan wajahmu dalam sebuah sketsa

’tuk ku kagumi di malam, fajar dan senja

Semakin ku kagumi,

semakin pula kau resahkan jiwa

Tak ada banyak kata...

Yang ada hanya....aku jatuh cinta...

Tak ada banyak rasa...

Yang ada hanya...aku cinta dia...

Maafkan saya jika hatimu kurang berkenan setelah membaca surat ini, semoga dengan surat ini bisa membuatmu mengerti atas apa yang saya rasakan. Kita tidak akan dapat mengetahui siapa orang yang akan mendampingi hidup kita sampai akhir hayat, saling menjaga, saling memahami, saling melengkapi, saling menerima segala perbedaan serta saling mendo’akan dalam menggapai ridhoNya. Berkenankah hatimu untuk menjalani ini dengan sebuah awal perkenalan? Dan perasaan yang mungkin akan sulit untuk diterima oleh hati nurani; hingga semua menjadikan dirimu harap yang amat sangat dan saya telah luluh oleh cinta yang telah membuatku merindumu. Semoga Tuhan menuntun saya atas anugerahNya yaitu sebuah nikmat cinta dengan mencintaimu agar tetap mendapat ridhoNya dan semoga Tuhan menolong saya dari sebuah kelalaian yang membuat saya terlena karena cinta.

Sebuah cerita yang singkat untuk diceritakan akan ini semua bahwa semua berawal dari pertama kali saya melihat, mendengar dan kemudian merasakan perasaan yang berbeda kepada seorang gadis yang terlihat indah dalam layar kaca dan mungkin saya adalah salah seorang dari yang lainnya dalam mengagumimu. Ternyata tidak bisa dipungkiri bahwa saya mencinta di atas kekaguman.

Tersampaikannya perasaan ini salah satu hal terindah yang pernah ada dalam sebuah rasa, dan menggapaimu adalah salah satu hal terindah yang pernah ada dalam sebuah asa. Jika memang mungkin, aku dapat mengartikanmu... adalah anugerah dari mencintamu dan jika nanti ditampik olehmu... tetaplah anugerah dari sebuah rasa yang pernah mencintamu. Sungguh telah berusaha surat ini untuk menegaskan pada hatimulah ada jawabnya.

Mungkinkah aku diluluh lantahkan

oleh sergapan perasaan

Sehingga bintangpun terlihat gelap

karena mataku tertutup resah

Aliran-aliran rasa yang memercik kalbu

sehingga derasnya seganas ini

yang menghanyutkan simpamg pikiranku

sehingga sekalut ini

Dan tak bisa lagi lari sampai ke tepi

Diakah...

sesosok wanita yang penuh seri

dan belum terjawab oleh hati

Akukah...

sesosok insan yang terbentur

oleh dinding cinta yang lunak namun gusar

Wanita itu...

meluluh lantahkan aku

dengan getir manis senyumnya

Wanita itu...

Kuharap esok ia ada

Rindu ini terlanjur merasukiku

Senyummu berkuasa sepenuhnya dalam mimpiku

Jika saja semua itu tersedia

Adalah cinta kasih dan sayang yang kita punya

Berharap semua berjalan sesuai harapnya (do'a)

dan mensyukuri apa yang dijawabNya

Meyakini bahwa cinta adalah rahasiaNya

Rindu ini masih merasukiku

Dan ijinkan aku untuk mengartikan dirimu lebih dari sekedar rindu

Etika Cinta

Aku bertanya...

Bertanya padamu hai nurani

Ada apa denganmu?

Padahal...

Tak selalu ku heran dan sebahagia ini

dan tak biasanya begini

Mengapa hai nurani...? mengapa sampai ke hati...?

bahkan mendekati raga dan hampir di jiwa

Apakah ini sebuah rasa...?

Tetapi ini sungguh sangatlah indah

Meskipun

Dipenuhi dengan berbagai pertanyaan

Perantaraan-perantaraan yang disampaikan olehmu (nurani), sementara ini menggelisahkan batin

Mungkin ini sebuah etika

Etika yang mengartikan sopannya cinta

Yang selalu menggelisahkan batin pada saat datangnya

Cinta...

Terima kasih atas kesabaran dan kesediaannya untuk membaca surat ini, sekali lagi maaf jika tercipta rasa kurang berkenan dihatimu karena inilah apa adanya yang ingin saya sampaikan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Salam manis,

Jaka Krisnadi