Rabu, Desember 30, 2009

Menusuk Jantungku

Pernah aku merasakan sakitnya

Ditikam jantungku, dengan tajam yang terhunus oleh kefanaannya

Oleh sikap yang berasaskan egoistik, tutur kata serta makian yang tak manusiawi

Merobohkan kesetiaanku di tengah harapan

Tinta hitam dari percintaan yang kelam

Membuat aku terperosok dalam dusta ketulusan yang mencemooh ikhlasku

Biar binasa, biar musnah melebur tanpa sisa

Jernihkan hati dengan ikhlas, berserah diriku dari kisah ini

Bukan hanya dia yang ada, tidak hanya dia yang bisa, masih tersimpan bagaikan rerumputan hijau yang menyimpan cinta

Enyahlah! Lepaskan tajamnya dustamu dari jantungku!

Menusukku, menghambat laju darahku..

Jangan kau tolehkan wajahmu padaku

Hanya akan menyakitkan hati ini

Menjauh dari sudut hati dan mimpiku

Pilu jiwaku karena kefanaanmu

Tak pantas kesetiaan ini untuk jenis seperti dirimu

Senin, Desember 28, 2009

Pendamping yang didamba

Masih ada hati ini untuk satu manja

Akan terjaga dan tersedia untuk dia

Seorang wanita yang didamba dengan pesonanya

Berbagi hati ini dengannya, selalu untuknya

Hingga tak tersisa segala celah untuk yang lainnya

Hanya dia, seorang wanita yang Allah titipkan padaku pada saatnya

Ya Allah, biarkan aku jatuh hati pada dia

Ijinkan aku memancarkan rindu tanpa jeda

Turunkan padaku kepastian takdir yang menggetarkan jiwa

Imbaskan karunia-Mu padaku yang menunduk dan meminta

Karuniakan padaku cinta yang melebihi luas samudera

Nikmat cinta yang melebihi butir-butir pasir dan secerah kilaunya

Hiasi hati ini dengan ketulusan yang sewajarnya

Sesuai perintah dan larangan yang Engkau haruskan dalam rasa cinta

Jelaskan harapanku pada dirinya

Pada seorang gadis yang memiliki pesona

Terpenting di hatinya, yang cahayanya lebih terang dari parasnya

Yang menetapkan untuk selalu memandang dan mengagumi ciptaan-Mu dengan mata hatinya

Mampu menasehatiku dengan kelembutannya

Menjaga segala kehormatan keluarga

Membimbing anak-anak yang Engkau amanahkan dari darah dagingnya

Ya Allah, berikan aku yang didamba

Dengan ridho-Mu pesonanya

Dengan kuasa-Mu memilikinya

Menjadikan aku sandaran untuknya bermanja

Satu yang terakhir dan hanya dia

Masih ada hati ini untuk satu manja

Untuk pendamping yang membawa harumnya syurga

Kalian kejam.. Terlebih lagi kamu..

Bukan gurauan dan memang ada, nyata.. Sungguh nyata

Aku tak bilang kau kejam, tapi kau kejam

Tapi sadarkah kau, bahwa yang kau lakukan sangat menyakitkan

Telapak kakimu membekas di setiap jejak, sebesar jejak gajah yang berumur remaja

Begitu juga sikapmu seperti gajah yang berumur belia

Ini tentang kelucuan yang memang mendasar, mendalam, menyakitkan, dan kepalsuan

Tidak, tapi iya! Iya, memang iya!

Aku mengenalmu, ku amati jemari tangan dan kakimu, semuanya seperti jempol

Aku tertawa jika mengingat itu, jempol yang terpasang dalam sebuah persekongkolan dengan luasnya dahi yang bersinar

Sungguh unik.. Dan memang unik..

Tapi keunikan itu telah menyebabkan kesakitan hati yang teramat dalam

Kau menatapku dengan garis matamu yang segaris tipis,seperti terbangun dari tidur,apa yang kau tatap? Apakah bisa kau menatapku disaat gontai menjauh darimu? Aku pergi, yang disebabkan oleh kamu dan pasanganmu yang memakai balon di kepalanya

Hahaha... Balon berwarna merah,dengan matanya yang merah, seperti mengedan, berkeringat dan kehabisan nafas ketika marah

"Grrrrr" sungguh lucu..

Seperti huruf '10'.. Ups! Maksudku angka '10', kalian saat ini adalah yang paling unik!

Tapi kalian kejam..

Temanku berkata bahwa dia telah melihatmu (jemari jempol) beberapa hari yang lalu, dia bilang padaku bahwa kau seperti 'lepet' (sebuah makanan berbahan dasar beras dibungkus daun pisang,seperti lontong tetapi tidak lonjong).
Aku tertawa terbahak-bahak! Sungguh lucu..

Kau kejam, tapi kau pernah berbaik hati padaku dan aku juga berbaik hati padaku

Mulutmu pedas, dan tulisan ini juga pedas, jadi sama-sama pedas

Sadarkah yang kau lakukan itu menyakitkan?

Semoga damai bersama lampu pijar yang bersinar siang dan malam

Semoga sendal dan sepatumu sanggup untuk menopang beban yang setara dengan gajah remaja

Oh betapa uniknya hidup ini

Dan semuanya telah berada dalam jalurnya..

Memang kejam.. Memang unik..

Semoga tidak terpeleset, pegangi pasanganmu jangan sampai lampu pijar di dahinya mati...

Jagalah tetap bersinar, menerangi jalan kalian dengan hati yang sesungguhnya redup

Sungguh kejam..

Sekian..

Sindiran bagiku, bagimu dan bagi semua.

Sejenak aku tersindir oleh sunyi dan heningnya

Sindiran yang mengena tepat di titik kalbu, sempat resah

Sepasang senyuman, mengingatkan aku akan indahnya suatu ikatan

Yang tulus di singgasana iman dan ketaatan

Dari mereka aku cukup bersyukur, melihatnya dengan satu senyum mungil yang fitrah dan jernih

Dan membuatku tersindir, memacu batinku untuk menuju kesana, mencambuk langkahku lembut untuk menyambut saat itu

Ini isyarat bagiku, bagi kamu, bagi semua orang yang mengharapkan kebaikan berlipat ganda

Cukuplah aku tersindir, membuatku tersenyum dan merenung

Inginkan itu menyentuh jari manismu, aku yang menyematkan untukmu

Sungguh isyarat bagiku, bagi kamu dan bagi semua

Coba renungkan ini, terpenting untukku dan kamu

Apa yang dimaksud dalam sindirannya

Mereka menyindirku dengan eloknya

Hening sangat sejenak hati ini

Mengalunkan do'a yang mulia bagiku dan kamu

Semoga kita segera menuju kesana

Pintu syurgaNya terbuka bagi yang menjalankan dengan tulus, iman dan ketaatan

Menjadi sepasang senyuman, ditemani satu senyum mungil yang fitrah dan jernih, ditambah senyum-senyum lainnya yang lucu

Sebuah amanah yang pasti

Dari sebuah sindiran, aku menulis ini..

Awas! Waspada terhadap makhluk yang berwarna pucat.

Sesuatu yang berwarna pucat telah merenggut bunga cinta dariku

Dengan amarah yang menggelegar dia bersembunyi di balik tipu muslihatnya

Memerahlah wajahnya, menutupi wajahnya yang pucat, seketika merubah menjadi bunglon yang berjingkak ria, seraya memaki diriku dengan amarahnya yang terlihat seperti orang gila

Sesuatu yang berwarna pucat itu telah lama menyelinap dengan hasrat lemah dan kepalsuan, mengincar bunga cintaku yang indah di pangkuanku

Dalam amarahnya, makiannya, ku amati matanya yang terselubung 'hahaha akhirnya aku dapatkan bunga cinta milikmu!!' ya, aku mendengar bahasa hatinya yang mungkin berwarna pucat juga

Ku biarkan dia menari-nari dalam amarahnya yang palsu

Tertulis jelas di bagian kulit antara alis matanya dan rambut tipisnya, bagian itu sangat luas, seperti kaca yang memantul ketika terkena sinar matahari..

Dibagian itu tertulis 'Akulah Sang Perenggut Bunga Cintamu!!'

Bagian itu juga ikut memerah ketika dia marah, aku tertawa terbahak-bahak dalam benakku melihatnya.

Waktu pun menjawab sudah, kini sesuatu yang berwarna pucat itu sedang memberikan pupuk semu yang tak abadi, aku tahu tentang semua

Sesuatu yang berwarna pucat sedang bermain-main dengan bekas bunga cintaku

Sekarang biarkanlah semua terjadi, dan aku patut berhati-hati, mungkin sesuatu yang berwarna pucat itu hendak merenggut bunga cintaku selanjutnya

Memang pandai berkamuflase, dasar kau makhluk berwarna pucat

Kalau sampai terjadi lagi, akan ku jitak bagian antara alis dan rambutnya itu

Akan ku jitak dengan balok kayu!

Selasa, Desember 22, 2009

Di persimpangan cinta




Diantara cinta yang menghampar luas di hadapanku..


Aku berjalan dengan hati yang gusar..


Setiap detak jantungku tak kuasa untuk menghadapi ini


Anugerah yang Engkau berikan, begitu banyak jalan yang harus kupilih demi mendapatkan satu keyakinan


Aku hanya meminta satu pada-Mu, namun kau memberi lebih padaku


Kesemuanya baik, kesemuanya yang terbaik, kesemuanya menyejukkan jiwa


Ya Allah,


Aku bukan Yusuf yang mampu menahan gejolak di jiwa


Aku bukan Muhammad yang menggenggam rasa adil di kedua tangannya


Ya Allah,
Apakah maksud-Mu dari semua ini?

Tak ingin menyakiti


Dan tak sanggup untuk disakiti


Hanya menerima apa yang terpampang di hati


Kesemuanya Engkau sajikan padaku


Untuk aku raih yang baik, dan kesemuanya baik


Benar-benar gusar bagi hatiku ini


Berada di persimpangan cinta


Yang masing-masing memiliki jalurnya


Beri aku ketetapan di satu jalur saja


Karena cinta, hati ini jadi begini..

Menggusar di hamparannya

Senin, Desember 21, 2009

.:for my past:. 'Untuk yang meninggalkan aku'

Disaat aku mencoba merubah sikapku, mencoba menjadi lebih baik sebagai manusia, mencoba dekat pada-Nya.. kau meminta pergi dari kehidupanku dan lebih memilih dia.

Sungguh aku tak rela waktu itu.. Dan kini Alhamdulillah aku rela melepasmu, Allah telah menentramkan hati ini dengan tanpa dirimu, dan aku lebih bahagia..

Alhamdulillah..

Dalam kesendirian ini ada ketulusan yang lebih nyata

Lebih bisa memaknai hidup dengan senyuman-senyuman

Disaat kau meminta pergi, aku kehilangan arah dan rapuh, seolah tak ada yang lain selain dirimu.. Aku dibutakan oleh cinta yang berbalut nafsu..

Mengejar dirimu dengan harapan bisa mempertahankan kisah kita

Tapi kau sudah yakin dalam hatimu untuk pergi dariku

Tak apalah.. Aku sudah berusaha semampuku tapi kau tetap tak ingin terus

Aku tak bisa memaksakan hatimu..

Aku mohon jangan lagi mencoba kembali padaku suatu saat nanti

Biarlah aku dan kamu serta dosa-dosa yang ada melebur dan musnah seiring permohonan ampun diriku kepada-Nya

Alhamdulillah aku merasa lebih baik saat ini..

Meskipun di setiap malam aku harus menangis dan meratapi dosa-dosa ku yang mengental

Insya Allah aku dapat yang terbaik sebagai teman hidup..yang ternyata diberi petunjuk olehNya bukanlah dirimu

Semoga bahagia bersamanya..

Aku ikhlas..

Merasa lebih baik dijauhi oleh dirimu dan cintamu

Dan menjadi lebih baik karena aku bisa menjadi dekat dengan Allah..

Sujud syukurku...

Ya Allah..ampuni dosa-dosaku yang terdahulu.

Jadikan aku lebih baik dalam beribadah kepada-Mu

Aamiin.

Aku hina.. Aku malu pada-Mu

Di malam ini aku termenung

Berpeluh penyesalan yang tak berujung

Tak kuasa mengampu dosa-dosa yang tercatat dengan sejuta kesalahan di raga dan jiwa ini

Yang dengan sadar telah bersaksi selama khilaf bernaung

Mengalirkan air mata ini setiap saat menunduk di hadapanMu

Aku malu padaMu

Aku hina sebagai ciptaanMu

Aku sungguh-sungguh malu padaMu yaa Allahku

Di detik-detik yang memastikan berkurangnya waktu

Ijinkan aku meratapi ini, tentang dosa-dosaku

Biarkan aku menangis, melemah, memohon ampunan padaMu

Aku ingin merubah diriku menjadi lebih bermakna sebagai ciptaanMu

Aku ingin menghargai anugerah hidup yang Engkau beri pada hakikatnya

Sebelum Engkau hentikan nafasku

Ya Allahku.. Aku tak kuasa menahan siksa kuburMu

Ya Allahku.. Aku tak berdaya menghadapi Hari PerhitunganMu

Aku tak berdaya dalam panasnya nerakaMu

Dengan dosa-dosa yang kumilikki

Ya Allahku..ampuni aku..

Bimbing hati ini pada jalan yang Engkau ridhoi

Angkat derajatku dari yang hina menjadi baik di mataMu

Sungguh.. aku ingin di jalan lurusMu, saat ini dan seterusnya

Tetapkan niat ini di pintu hati yang terpuji

Astaghfirullah.. Aku malu atas dosa-dosaku, kelalaianku..

Cukup! Aku malu padaMu.. Aku malu yaa Allahku

Ampuni..maafkan..

Bersihkan..sucikan..

Muliakan..hati ini..

Engkau Dzat Maha Pengampun

Yang memiliki Perhitungan

Buka pintu taubatMu..

Malam ini adalah malamMu

Malam ini aku memohon padaMu

Rasa malu kepadaMu

Sungguh aku malu padaMu

Ampuni aku..

Yaa Allahku..

Berikan keselamatan dari api nerakaMu

Terbangun, sekedar rindu

Maaf mengganggu,

aku terbangun karena ada satu hal yang mengusik diriku,

dan aku tak mampu mengartikan itu apa...

Sebuah rasa yang memang tertuju padamu membangunkanku dari tidurku..

Rindu..

Sekedar rindu..

Jawaban dari pertanyaan yang kau berikan

Mungkin telah aku padamkan asa dan perasaanku padamu

Karena aku tak ingin hati ini terlarut dalam ambisi berlebih untuk meraih dirimu, sehingga aku digelapkan oleh nafsu cinta semu yang membuat aku lupa akan Allah

Kau pernah mengatakan kepadaku untuk menanti dirimu sampai saatnya tiba..

Ya, aku menyadari dan aku menyanggupi untuk menantimu.. Dan aku coba merubah penantian ini dalam sketsa yang mulia tanpa ambisi yang berlebih..

Merangkai penantian yang suci di penglihatanNya untuk 1 (satu), 2 (dua), atau 3 (tiga) tahun ke depan untuk mendapatkanmu, akan aku tempuh itu

Bila syair-syairku terhenti sejenak,
tak berarti aku melupakanmu, aku akan mengingatmu dalam do'a-do'a yang ku haturkan padaNya..

Ijinkan aku berkunjung ke tempatmu 1 (satu) bulan sekali, untuk bersilaturahmi dengan keluargamu dan sekedar melihat senyummu yang indah

Sungguh aku ingin membangun cita-cita ini denganmu, mengarungi bahtera hidup bersamamu, kuatkanlah langkahku dalam penantian ini, untukmu..

Maafkan jika syair-syairku terhenti dan asaku terbendung, aku hanya ingin biasa saja dan tak berlebihan

Yakinkan diriku bahwa dirimu patut untuk ku miliki

Dan do'akan aku agar menjadi insan yang baik di mata Allah agar layak menjadi seorang pemimpin dan pendamping di hidupmu..

Tulisan ini adalah jawaban dari pertanyaan yang kau utarakan kepadaku mengenai salam perpisahan..

Aku mohon pahamilah ini, dan mengertilah perasaanku ini sedang berusaha tulus padamu..

Hanya KepadaNya

Masih samar sebuah masa depan ketika ku coba menebaknya..

tapi ku percaya Allah akan memberikan yang terbaik bagiku..

ku coba berubah, mendekat padaNya..

dan hanya Dia yang tahu tentang do'a yang terlantun

ku coba membangun kembali keimanan ku padaNya

memohon ampun atas dosa-dosaku terdahulu

bahwa masa depan yang baik tergantung sikap dan prasangka kita padaNya

yang menjagaku selalu

yang memenuhi rezekiku setiap waktu

yang menganugerahkan nafas setiap saat

yang memberi kenikmatan dalam hidup

ya Allah, bimbinglah prasangka ini selalu baik padaMu

agar aku dapat mencerna hikmah disetiap kejadian

supaya aku senantiasa bersyukur disetiap kenikmatan

dan aku selalu takut padaMu disetiap hela nafasku

jadikan setiap tetes air mata ini untuk membasuh dosa-dosaku..

Engkau lah yang terbaik.. Satu-satunya yang patut aku sembah..

jauh kan aku dari ambisi yang menggelapkan mata dalam meraih harta dan tahta..jangan tutup mata hatiku karena keduanya..

cukupkan aku dalam kesederhanaan hidup tak berlebihan dan tak kekurangan

karena aku tak akan sanggup memikul beratnya beban tanggung jawab dari harta dan tahta yang berlebihan

dan hindarkan aku dari kekurangan yang sulit

ya Allah, dari semuanya.. ampuni dosa-dosaku, karena hanya padaMu semua akan kembali

Jus mangga dan senyuman

Ini tentang jus mangga dan senyuman

Kedua-duanya terasa manis

Jus mangga itu terasa manis di lidahku dan menyegarkan dahagaku

Senyuman itu terasa manis di hatiku dan menyegarkan kalbuku

Diawali dengan sambutan, sebuah suara yang terdengar lembut, keramahan yang teratur dari sikap seseorang yang halus, disuguhkannya segelas jus mangga padaku, yang tanpa ku sadari memang minuman favoritku yang sudah lama tak aku rasakan...

Ada yang tak ternilai ketika senyumnya nan indah terurai di pelataran mataku, mengalihkan diriku ke langit sejenak...

Dalam perbincangan yang mendatar, yang menurutku begitu penuh pesona dalam suasananya

Tak ingin aku pergi dari suasananya..

Tetapi waktu telah menegurku untuk pulang

Dalam perjalanan pulang ku hanya bisa tersenyum dan mengucap syukur yang mengalun

Terima kasih Tuhan kau pertemukan aku dengan dia walau dalam waktu yang tak banyak

Manisnya jus mangga dan senyuman itu masih terasa hingga sekarang

Terpenjara oleh kenangan

Aku mulai terbiasa dengan 'perpisahan' dan mulai akrab dengan 'melupakan' maupun 'dilupakan' hingga hening dalam ramai...

Batinku tak mampu melakukan semua

Disaat harus berpisah dan melupakan

Batinku hanya mampu menerima untuk dilupakan, namun tak kuasa jika harus melupakan

Dipaksakan ku harus terbiasa dengan semuanya, tanpa kecuali 'melupakan'

Mengapa hati ini selalu turut serta disetiap kejadian dan tertinggal disetiap kenangan

Mungkin seharusnya hati ini acuh disetiap kejadian dan tak mengenal apa arti sebuah kenangan.. Agar aku tak menyimpan rasa pilu disaat perpisahan

Aku mencoba biasa, tak ingin lebih

Tetapi hati ini selalu ingin ada dan ingin lebih

Saat ini semua indera tertutup dan mati, hanya hening dan diam..

Disetiap waktu yang silih berganti..

Terpenjara dalam kenangan...

Kenangan dan kita

Kenangan itu ada karena ada kita,

Kenangan itu indah karena punya kita,

Kenangan itu mengharu karena bahagia kita,

Kenangan itu abadi karena tentang kita

Karena dia...

Jujur hari ini aku tak bisa berkata-kata..

Tiba-tiba segalanya melebihi batas perasaan yang ada

Sepenuhnya ingin bersama dia yang tak terhingga

Aku tak ingin menyebut ini sebuah cinta

Namun apa yang aku rasa, begitu menggusarkan jiwa

Jauh berpikir ke depan yang tertuju dalam ikatan cinta

Mengapa aku masih tak kuasa

Mengungkap apa yang aku rasa

Tertahan dalam getaran bibir dan sorotan matanya

Menguap dalam nadiku yang terpesona

Jika memang dia

Mohon selaraskan semua cita beserta do'a

Jika benar dia

Anungerah yang ku dapat adalah pemberianNya

Sungguh karena dia

Syair ini tercipta

Dan aku masih tak bisa berkata-kata

Rasa yang merapuh..

Rasa ini meresahkan aku..

Dengan keindahannya telah membuatku yakin akan dia

Tetapi..

Dengan keraguannya telah membuatku rapuh karena segala kekuranganku

Hanya satu persoalan, aku takut dia tak bahagia denganku

Aku tak bisa memberikan kesempurnaan hidup hanya dengan cinta saja

Sungguh aku ingin menjadi yang terbaik untuk dia

Namun aku ragu dengan diriku sendiri

Aku tak mampu memberikan lebih di luar cinta dan sayangku

Tersirat selalu ketidakberdayaanku tentang ini

Cinta yang terbentur oleh logam dunia

Sampai kapan ini berlanjut?

Hanya memendam rasa tanpa daya

Hasrat yang tersangkar dalam jiwa menatapnya

Aku rapuh..

Hanya kita...

Dari yang telah ada..

Biar semua membekas di jiwa

Tentang kita berdua

Yang tahu cuma kita

Hingga yang lain mengerti, akan ada saatnya

Kita yang rasa, kita yang bahagia

Yakinkan kita untuk selalu bersama

Dalam suka dan duka

Yang lain pasti mengerti, akan ada saatnya

Tetaplah melangkah dengan segenap asa

Untuk kita

Hanya kita

Dan yang lain pasti mengerti, akan ada saatnya..

Aku adalah kata hatiku dan aku adalah pikiranku

Mungkin karena aku selalu menulis tentang cinta dan kerinduan, bahkan kesedihan.

Hingga tak ada yang mengerti dengan isi hatiku sebenarnya.

Dan akupun menyadari, bahwa aku tak akan percaya dengan cinta dan rindu yang aku tuliskan.

Biar cinta dan rindu yang sebenarnya hanya untuk pendamping hidupku nanti.

Seperti yang pernah aku tuliskan dalam catatanku yang berjudul 'AKU TAK PERCAYA CINTA DAN RINDUKU!!!' telah menegaskan bahwa aku sadar dan mulai dapat membedakan antara sekedar kagum dan benar-benar cinta.

Mungkin saat ini aku mengagumi wanita, entah siapapun itu. Tapi benar-benar cinta dan rindu pada wanita yang menjadi istriku kelak.

Tulisan-tulisan yang memang sebagian besar berdasarkan perasaanku dan sebagian kecil berdasarkan inspirasi yang spontan membuat orang lain bingung dan bertanya-tanya terhadap isi hatiku yang kelihatannya selalu berubah-ubah.

Memang hanya aku yang tahu dan paham, mana saja tulisan-tulisan yang berdasarkan perasaanku dan mana saja tulisan-tulisan yang berdasarkan inspirasi spontan. Hanya aku yang tahu.

Memahami isi hatiku sendiri saja terasa sulit, apalagi memahami isi hati orang lain, sangat tidak mudah.

Maka apa yang aku tulis cukuplah sebagai sebuah karya cipta dari orang bodoh yang tak bisa menulis dengan baik. Atau pujilah apabila memang tulisan-tulisan tersebut layak untuk disebut karya cipta yang baik.

Aku hanya menulis apa yang ingin aku tulis berdasarkan 2 (dua) hal, yaitu perasaanku dan inspirasi spontanitas.
Sebagai curahan hatiku sendiri..

Aku adalah misteri yang aku sendiri tak mengerti.

Aku hanya menyampaikan apa yang ingin disampaikan oleh hati.

Aku hanya menuangkan apa yang terbesit dalam pikiranku.

Aku adalah misteri yang tak terjamah.

Ketika cinta tak harus memiliki

Satu kalimat yang sebenarnya teramat sederhana

Namun menyayat

Sehingga lunaknya hati tak sanggup untuk menahannya

"Bahwa cinta tak harus memiliki"

Jika ditelaah lebih mendalam...

Untuk apa kita mencinta

Untuk apa kita berharap

Dan memang sebelum memiliki maka harus mencinta terlebih dahulu

Tetapi bijaknya hati tak dapat diduga

Betapa dalam

Betapa halus

Betapa syahdu

Ketika hati telah berkata "Bahwa cinta tak harus memiliki"

Pada saat itu lah hati telah mencapai satu fase yang tertinggi

Fase keikhlasan yang segala bentuknya berwarna putih tanpa noda dan keputusasaan

Cinta yang mengalir harus terhenti

Di situ lah hati benar-benar teruji sejauh mana kekuatannya

Mampu kah hati bertahan ketika cinta tak harus memiliki

Dan hatiku ini mengalaminya

Dan aku sanggup menerima semua

Disaat hati berkata "Bahwa cinta tak harus memiliki"

Aku tetap berdiri

Meraih cinta sejati untuk ku miliki

Untuk Gigi Kelinci: Aku hentikan asa

Untuknya ku ucapkan salam perpisahan

Sebagai isyarat terhentinya perjuangan

Hatinya yang tak mungkin lagi ku dapatkan

Tersisa senyumnya sebagai kenangan

Gigi Kelinci, seorang gadis yang aku harapkan

Berhenti, tak berlanjut dan menjadi takdir kenangan..

Segala SYAIR yang aku gubah untuknya

Biarlah membekas di dinding kalbunya

Hingga dia menyadari bahwa aku tulus menginginkannya

Cukup aku dan dia hanya teman biasa

Tak ada lebih, dalam asa dan rasa

Maafkan aku yang pernah mencinta

Ampuni aku yang selalu mengharap

Kini usai sudah semua

Sebagai teman yang biasa

Tak ada lagi lebih, dalam asa dan rasa

Masih sendiri

Aku buka mata,

Ku bangun dari lelapnya tidurku

Sejenak merenung pilu

Dan ku sadari

Hati ini masih sendiri

Tak ada yang aku rindukan

Tak ada yang aku impikan

Hati ini masih sendiri

Hanya mentari yang menyapa

Selebihnya tak ada

Ku sadari, hati ini masih sendiri

Cintailah disaat aku jelek..

ku ingin kau melihatku disaat aku sedang jelek

Aku ingin kau melihatku disaat aku baru terbangun dari tidur, disaat wajahku sedang kusut

Aku ingin kau melihatku disaat sedang kucel dan belum mandi

Aku ingin kau mengendus tubuhku disaat aku berkeringat

Bukan pada saat aku menggunakan parfum

Jangan melihatku pada saat setelah mandi di pagi hari, itu bentuk diriku yang palsu

Lihatlah aku disaat aku sedang tertidur dan melindur

Lihatlah aku disaat aku jelek

Beginilah aku adanya

Tak sempurna, sangat tak sempurna

Cintailah aku dengan ketulusanmu

Dengan mata hatimu

Bukan dengan kasat matamu

Aku lebih bahagia ketika kau mencintaiku meskipun aku jelek

Jangan lihat dari ketampananku di pagi hari yang menyegarkan

Lihatlah aku di siang hari yang panas dan berdebu

Maka akan terlihat betapa jeleknya aku

Aku lebih bahagia ketika kau dapat menerima segala kekuranganku

Bukan karena lebihku yang palsu dan semu

Cintailah aku apa adanya

Tapi jangan seadanya..

Puisi Narsis: Cuma Aku, bukan yang lain

Hanya ada satu kesempatan bagimu

Untuk memilih ku sebagai pendampingmu

Jangan berlama-lama kau berpikir

Nyatakanlah padaku

Atau tidak untuk selamanya

Hanya aku yang bisa membuatmu bahagia

Dengan kesederhanaan cinta yang membahana

Bukan dengan materi

Hanya dengan seadanya

Percaya padaku dengan segala keyakinanmu

Hanya aku, cuma aku

Sebelum pintu hati ini ku tutup

Satu kesempatan saja

Nyatakanlah padaku

Hanya ada saat ini, takkan ada nanti

Raih lah diriku

Gapai lah cintaku

Buktikan bahwa aku adalah takdirmu

Tak ada yang terbaik selain aku

Ingat, hanya ada saat ini, takkan ada nanti

;-)

Di jalan ini aku menangis (Jl. Buncit Raya - Pejaten - Mangga Besar - Harsono R.M. (Ps. Minggu)

Takkan terhapus waktu

Kasih sayang yang pernah terjalin

Antara kita berdua

Mengenai hal yang tak biasa

Terukir dalam benak kita

Entah itu tangis, tawa, amarah, canda, kehangatan, atau apapun

Menjadi jejak bagi kita..

Di jalan ini aku mengingatmu

Sebuah jalan yang telah ribuan kali ku lewati

Dalam kisah kita

Sungguh aku tak bermaksud mengingat kembali

Teramat sakit untukku dalam hal ini

Ku sebut ini Jalan Cinta, dulu..

Ku sebut ini Jalan Penghianatan, kini..

Tak ingin kembali mengulang semua

Namun takkan pudar oleh waktu

Sebuah cinta yang remuk

Mendewasa dan ternoda

Kesetiaan yang teraniaya

Aku tak ingin lagi

Cukup bagiku

Di jalan ini aku menangis

Ada bintang di hadapan

Menarik garis lurus..

Dari sudut pandang yang tepat

Terlihat kerlip bintang di hadapan

Dengan jarak beberapa hasta saja

Dibatasi oleh lapisan udara

Sangat pas, dan begitu jelas

Tak bisa ditawar

Ini mutlak menjadi sudut yang pasti

Kerlipnya sedikit redup

Tak ada bias yang cerah

Namun tetap menghiburku

Perlahan bintang itu menjauh pergi

Belum sempat ku isyaratkan terima kasihku

Telah menghiburku

Dapat memandang bintang sedekat ini

:-)

Ada bintang di hadapan

Menarik garis lurus..

Dari sudut pandang yang tepat

Terlihat kerlip bintang di hadapan

Dengan jarak beberapa hasta saja

Dibatasi oleh lapisan udara

Sangat pas, dan begitu jelas

Tak bisa ditawar

Ini mutlak menjadi sudut yang pasti

Kerlipnya sedikit redup

Tak ada bias yang cerah

Namun tetap menghiburku

Perlahan bintang itu menjauh pergi

Belum sempat ku isyaratkan terima kasihku

Telah menghiburku

Dapat memandang bintang sedekat ini

:-)

Kini terasa indah

Kini terasa begitu indah

Ada dia yang membuatku selalu tersenyum

Semenjak hari-hari kemarin

Takkan ku lupa

Sayang tuk hentikan

Dia lucu dan punya pesona

Agak berbeda dengan lainnya

Mungkinkah dia menyadari ini?

Apa yang aku tulis ini?

Aku tak tahu pasti

Namun yang terasa kini begitu nyaman

Tak berdaya untukku

Ku hanya membisu

Menikmati rasa yang meliku

Cukup menggores hatiku dengan lirikannya

Selalu membutuhkan-Mu

Ya Allah..

Aku membutuhkan-Mu

Berikan aku Kasih dan Sayang-Mu

Di setiap rangkaian takdir yang Engkau tentukan

Selalu... aku membutuhkan-Mu

Tetapkan keimanan yang Engkau anugerahkan kepadaku

Bimbing langkahku ke setiap tujuan yang Engkau ridhoi

Jauhkan aku dari tindakan yang tak Engkau ridhoi

Aku membutuhkan-Mu

Dalam keadaan apapun

Jagalah jiwa dan ragaku dari kepedihan dunia..

Aamiin...

Dia tahu..

Kerinduanku terhadapnya adalah bisu

Cukup ku jaga di dalam hati

Tak mesti ku ungkap padanya

Karena ku yakin dia tahu bila mana ku selalu rindu dia

Hasrat ku pada dirinya adalah diam

Yang terjaga utuh di dalam kalbu

Tak mesti aku katakan padanya

Dia telah cukup paham tentang hasratku

Harap ku padanya adalah terus menerus

Tak terhenti

Tak terputus

Karena dia selalu menyambungnya untukku..

Kau tak datang

Ketika kau tak datang

Dan mengapa kau tak datang

Menanti dirimu aku jenuh

Di tempat ini aku mengeluh

Akan kesepian yang menutupi hati secara utuh

Kau masih tak datang

Sedangkan aku tetap menjaga apa yang kau bilang

Untuk tetap di sini

Mengharap cinta yang dijanjikan

Lemah sudah pijakanku

Tak bertahan dalam jenuh yang membeku

Aku menanti kau datang

Dan memang kau takkan datang

Takkan datang

Mengagumi dari kejauhan

Ku amati sikapmu dari kejauhan yang mendekat

Terlihat cantik dan elok

Sebentar saja ingin ku nikmati rasa ini

Mengagumi dengan caraku sendiri

Di situ ada senyummu

Seolah kau menyapa ku

Kalau saja ada sesuatu yang dapat aku berikan untukmu

Adalah hal terindah yang kan kau dapat

Di sini..

Masih ku amati sikapmu yang manis dan elok

Dari jauhnya hati

Terbatas oleh kehampaan

Dan tak ada yang bisa aku ungkap

Melainkan rasa kagum ku saat in

JaYus (Jaka jaYus).

Entah sebuah komedi atau bukan

Ada cowok yang berlari kenceng banget ketika seekor anjing berlari di belakang cowok tersebut.

Cowok itu lari kenceng..kenceng banget sambil berteriak "Toloong..!!! Anjing!! Gua dikejar anjing!! Toloong!!!"

Dan si anjing juga berlari kenceng banget di belakang cowok itu sambil berteriak juga "Guk! Guk guk guk!!! Grrr guk guk guk!!!"

Bahasa anjing: "Tolong bang! Jangan lari! Tolong..! Tolongin gua...!! gua dikejar T-Rex"

Gak taunya di belakang tuh anjing ada T-Rex yang lagi lari kenceng juga, si T-Rex juga berteriak "Aaarrgggh...grrrr!!! Auuurrgggh!!"

Bahasa T-Rex: "Tolong..!!! Tolong njing!!! gua dikejar kecoa!!!"

Ternyata di belakang T-Rex ada kecoa yang lari kenceng juga. Si kecoa juga berteriak "@x&.:'o$(#*!!!"

Bahasa kecoa: ???
















MAAF SAYA TIDAK BISA BAHASA KECOA.

Ceritanya gak bisa dilanjutin.

Buat para pembaca, maaf ya..

Untuk seseorang: Maafkan aku tak bisa

Bukannya aku tak cinta

Tapi ku ada dia yang ku tunggu

Dan aku tak ingin menepi dari penantian ini

Telah sadar ku rasakan cintamu tak terbendung kepadaku

Tapi ku ada dia yang ku tunggu

Sungguh dungu jika ku tak mengambil cinta yang kau tawarkan

Tapi hati ini sulit untuk bisa aku mengerti

Mengapa ku tunggu dia yang belum tentu untukku

Mengapa ku harapkan dia yang tak pasti untukku

Padahal ada kamu yang hampir pasti untukku

Tapi hati ini tak bisa ku mengerti

Selalu ada dia di hatiku

Jangan menangis, aku tak kuasa mendengar tangismu

Jangan kau meminta untuk aku paksakan hati ini padamu

Tak ingin aku menyakiti dirimu atas cinta yang aku paksakan

Cintamu tulus kepadaku

Namun aku tak mampu tulus kepadamu

Karena ada dia yang aku tunggu

Biarkan aku larut dalam penantianku

Jangan pernah ganggu aku

Aku memilih dia yang ku tunggu

Tidak dirimu yang yang mencintaiku

Biarkan aku menyesali ini

Karena hati ini tak bisa aku mengerti

Untuk Gigi Kelinci: Kuatkan aku untuk mu

Mendekati hatinya

Gigi Kelinci yang manis

Berarti kah penantian ini

Memiliki dirinya sebagai pelengkap hati

Semenjak ku tetapkan untuk menanti dia

Mengajak dia untuk bersamaku

Berharap sebagai yang terakhir dari pencarianku

Oh Tuhan

Kuatkan aku dari penantian ini

Indahkan penantianku

Untuk dia aku berdo'a

Gigi Kelinci yang aku ingin kan sebagai yang terakhir

Tak ada beda

Dalam remuknya raga ini,

kurasakan bahagia yang tak terbayar oleh apapun

Sejuta tawa yang menenggelamkan semiliar kesedihan

Membiru.. Mengalahkan hitam yang pekat

Kebersamaan yang satu dari banyaknya kesendirian

Lupakan semua perbedaan

Berpisah untuk berjumpa kembali

Saat ini ku ingin menulis

Tentang perasaan yang sesungguhnya melekat

Sebuah kesedihan yang benar-benar membahagiakan

Aku mohon, jangan asumsikan ini sebuah kesedihan yang sangat

Namun kesedihan yang tersimpan syukur tak terkira

Untuk seseorang yang telah ku kenal

Teman yang baik diantara yang baik

Akan pergi meninggalkan segelintir cerita indah yang kami ukir

Meyakinkan bahwa kami berpisah untuk berjumpa kembali

Keramahan yang memancar

Menyadarkan aku bahwa aku merasa nyaman di dekatnya

Seperti seorang kakak untukku yang membuat senyum seorang adik tercurah manja

Bersedih dalam kebahagiaan

Semoga kita bisa berjumpa kembali

Dilain waktu yang tersedia..

Terima kasih untuk segalanya

Seorang teman sekaligus sebagai kakak yang baik diantara yang baik

Cinta kita bagi mereka

Karena kita, mereka mendo'kan

Karena kita, mereka berharap banyak

Sebab rindu kita yang memadu

Jika saja ada lingkaran cinta yang tersedia

Dan kita jadikan pemberian untuk mereka

Tak terhitung kebaikan yang semakin membukit

Karena cinta kita yang tulus

Mereka menunggu hari yang pasti

Hari dimana lingkaran cinta tersemat di jari manisku dan jari manismu

Satukan suka, membaurkan duka, tebarkan harapan

Demi kita untuk mereka

Kita yang membina

Tak terkecuali mereka yang sesudah kita

Akan datang masa, dimana kita mengharapkan cinta yang sama

Terpana sejenak

Ada yang sempat mengalihkan perhatianku..

Ku melihat ada satu cahaya yang paling cerah

Mengalahkan pancaran-pancaran yang lainnya

Dengan sadar aku diperhatikan olehnya jua

Dia mencuri setitik fokus dariku

Berlangsung sesaat saja dari sepenggal kisah di hari ini

Membujuk senyumku yang terpana

Namun tak seterusnya

Maaf aku harus meninggalkanmu dari suasana ini

Tanpa mengharap jumpa kembali

Terima kasih atas senyum yang tersembunyi

Jadilah ini sepenggal indah yang sesaat

Pantas kah?

Pantas kah bunga itu mengembang

Dari sekian bunga-bunga lainnya yang telah terlebih dahulu mengembang

Dia terangkai dari duri-duri yang meruncing,

Racun yang membius,

Aroma yang membuai.

Pantas kah bunga itu menjadi anggun

Dari sekian bunga-bunga yang terlebih dahulu anggun

Satu dari sehamparan bunga yang indah

Hanya dia yang tak kuasa untuk mendewasa

Betapa hati ini telah mengiba

Hingga aku tak henti berfikir dengan peluh dan air mata

Hanya demi bunga itu aku merasuk dalam kesedihan yang panjang

Cukup aku yakinkan hal ini

Dengan tanya yang menusuk

Pantas kah bunga itu mengembang?

Bersembunyi bersama bintang

Melayang ke angkasa,

Bertemu bintang-bintang

Yang bersembunyi di balik mendungnya awan

Bercengkrama..

Ku tanyakan para bintang "Mengapa kalian tak muncul di pelataran malam?"

Salah satu bintang menjawab "Aku bosan, menyaksikan hiruk pikuk manusia"

Bintang yang lain mengangguk, mengiyakan jawaban temannya

Lalu aku berkata "Kalau begitu aku juga ingin bergabung bersama kalian"

Aku dan bintang-bintang..

Kami bersembunyi..

kami menghening..

Kami sunyi..

Malam ini, hanya ada mendung

Tak ada bintang..

Malam ini, mereka semua rindu

Karena tak ada aku..

Aku dan bintang..

Aku tak percaya Cinta dan Rinduku!

Syair yang aku tulis berada dalam kegalauan

Terkadang ia kasmaran, lalu patah hati..lalu jatuh hati..

Sehingga aku tak percaya atas apa yang namanya cinta ketika cinta itu diucapkan oleh seorang manusia, termasuk oleh diriku sendiri

Dan aku pun tak rela ketika aku mengungkapkan rindu, aku tak percaya dengan kerinduanku

Satu yang pasti, cinta dan kerinduan ini tak pernah layak untuk aku sebut sebagai ketulusan

Aku tak percaya terhadap semua yang aku ungkapkan

Sebelum benar-benar aku temukan seseorang yang kelak menjadi pendamping hidupku

Semuanya semu, semuanya hanya mimpi yang aku paksakan jadi nyata

Aku akan mengurung kedua rasa itu dalam hati yang terkunci

Ku buka saat waktunya tiba

Aku acuh atas cinta dan rindu, aku tak peduli kedua-duanya

Ya! Aku tak percaya cinta!

Dan rindu itu adalah bohong!

Semua semu!

Biar ku jaga bila memang seharusnya

Biar ku simpan hingga datang yang teristimewa,
yang tercantik,
yang terbaik,
yang terindah!

Sehingga layak ku sebut sebagai cinta dan rindu

Hanya untuk satu orang yang teristimewa

Menatapmu

Menatap matamu

Aku melihat cinta yang tak semu

Mencari-cari hatimu

Untukku..

Coba menyelami perasaanmu

Tak lebih, aku hanya ingin bersamamu

Cinta ini milikku

Untukmu..

Aku bisa menunggu

Tapi sampai kapankah ku harus menunggu

Disaat kau mewarnai hari-hariku

Hanya mimpi yang bising dan menggerutu

Resah mencoba dapatkan cintamu

Menyusun jengkal-jengkal harapan terhadap mu

Masih menatap matamu

Bahwa memang indah matamu

Isyaratkan butir-butir kekagumanku

Tetap tertahan dalam suasana kagumku

Batin ini berbisik menasehatiku

Agar tetap di sini menatapmu

Cinta ini untukmu

Aku takut jadi cinta

Diawali dengan Aku..

Aku merasa dekat..

Kini aku merasa dekat..

Aku takut jadi cinta

Dia seperti yang aku cari, seperti yang aku damba

Terasa nyaman aku di dekatnya

Nada suara yang lembut

Senyum mungil yang penuh ceria

Aku takut.. Aku takut ini jadi cinta

Jujur saja aku selalu merindu dia

Hampir disetiap saat rindu dia

Aku takut jadi cinta.. Aku takut jika ku benar-benar cinta, dia...

Semakin bimbang saja hati ini dibuatnya

Apa benar dia, atau memang dia

Sungguh ini telah menjadi cinta

Yang berbentuk rindu dan tawa

Yang menjelma dalam suka dan duka

Bersama dia..

Seorang teman yang mempesona

Tengah aku rasakan kelebihan dari rasa ini

Kini aku merasa dekat

Aku takut ini jadi cinta

Jujur, aku takut bila jadi cinta

Sungguh aku jadi cinta, dia..

Jatuhnya hati..

Ini hanya sekedar syair yang tak elok

Ini sebuah syair yang biasa saja

Tak mendalam..

Tak bisa berkata-kata, kecuali termenung..

Menikmati keheningan hati yang sedang berkecamuk dalam asmara

Tak bisa aku hentikan arus kerinduan ini, betapa ingin sekali memiliki dirinya

Terhimpit diantara panas dan dinginnya kasih

Bayang wajahnya selalu menari-nari dalam syahdunya lamunanku

Mengetuk dinding kalbu yang sunyi dan membangunkan detak jantung hingga berdegup kencang

Merayuku dengan panggilan nan indah

Aku jatuh cinta

Pada seorang gadis yang menarik langkahnya ketika aku mendekatinya

Aku jatuh hati

Pada seorang gadis yang memalingkan wajahnya ketika aku menatapnya

Andai saja dia tahu bahwa aku mencinta dengan cinta yang mendasar disertai asa

Aku jatuh cinta pada dirinya

Kacau...

Dipecahkanya kaca yang menempel di dinding, tepat di hadapanku

Serpihannya melukai batinku hingga perih

Dihancurkannya seisi ruangan ini dengan amarahnya

Kemudian dia pergi

Sendiri tanpa dirimu kekasih

Tenanglah, aku masih di ruangan ini, membenahi puing-puing yang hancur

Gelas-gelas yang tersisa masih terjaga

Dan aku masih bernafas meski tanpamu

Lepaskanlah kesedihanmu di luar sana

Tak ada dirimu terlihat dari jendela yang terbuka

Sungguh.. biarlah kau lenyap dan menjauh, menyisakan kenangan yang kacau

Sederhana

Sederhana,

Satu cinta,

Satu rindu,

Satu kesetiaan

Cukup untuk sebuah kebahagiaan

Di rumah-Mu...

Di setiap tempat ada kenangan, datang dan pergi

Yang sedang aku singgahi saat ini adalah tempat suci yang di dalamnya penuh dengan Rahmat serta KeagunganNya

Setiap harinya aku datang ke tempat ini lalu pergi kemudian kembali lagi

Tempat yang penuh kenangan dimana jejak-jejak ketulusan melangkah dengan diiringi alunan-alunan menyebut namaNya

Di dalamnya berirama dalam satu tujuan, bersujud kepadaNya, mengumandangkan firman-firmanNya hingga segala keutamaan sebuah hidup merupakan inti dari segalanya

Kemudian jejak-jejak itu pergi meninggalkan sebuah pujian-pujian serta do'a dan harapan

Ketika aku bersimpuh di tempat ini, hanya ketenangan yang mengalir dalam aliran darahku, jantungku berdetak dengan lembutnya..lembut sekali..sungguh tentram jiwa dan raga

Tempat yang selalu mempesona bagiku, bagi kita semua yang yakin akan ke-EsaanNya..

Di rumah-Mu aku merasa damai..

Tipisnya antara Cinta dan Benci

Tak ada perbedaan antara daratan dan lautan, kedua-duanya adalah bagian dari bumi

Betapa tipis, hanya dibatasi oleh hamparan pasir yang berkilauan

Tak ada perbedaan antara cinta dan benci, kedua-duanya adalah bagian dari hati

Betapa tipis, hanya dibatasi oleh hamparan nurani dalam perasaan


Terbiaskan pemahaman yang terseret dalam arus kehidupan

Lazim, telah terurai sesuai urutannya

Kalimat yang abstrak namun tumpah dalam rasa, asa, hingga menepiskan do'a


Kebencian yang tak berujung akibat dari sesuatu yang menutup pintu hati

Tanpa menyadari bahwa hidup adalah penegasan dari setiap takdir


Tanpa wujud adalah hati, sekumpulan benak adalah hati


Pahami ini sebagai sebuah penolakan atas semua yang kau tindak

Pahami ini sebagai sebuah ajakan terhadap semua yang kau tindak

Pahami ini....

Hanya manusia

Tepat saat ini aku berada di posisi kesadaran yang mendalam

Bahwa aku hanyalah manusia yang tak kuasa menghadapi hari perhitungan yang pasti akan datang

Apa yang aku persembahkan bagiNya takkan cukup menutupi atas apa yang aku ingkari dariNya

Pernah aku lupa dan tak mengenal Dia, aku jatuh terpuruk dalam singgasana hawa nafsu yang membuai

Pernah aku merenung, mencoba mengingat Dia namun selalu terbentur dalam asa buaian yang selalu datang tiada henti menyerang keimanan disaat merayap coba berdiri

Aku fokuskan! Hidup ini hanya baginya!

Bukan bagi nafsu! Bukan!

Aku tekankan! Hidup ini untuk meraih RidhoNya! Bukan MurkaNya!

Semangat!

Pagi ini tentang dia

Pagi ini tentang Gigi Kelinci, kembali hadir menghiasi hatiku dengan senyuman

Merajut harapanku yang tercurah, mencerah laksana bulan

Dengan kehalusan aku menyapa dia

Inspirasi ini tak pernah usai, dan aku tak ingin usai

Aku tak ingin usai untuk berharap

Sungguh harapan yang sangat besar ingin bersamanya

Seandainya saja aku berada di sampingnya, tak terkira sebuah indah yang terasa

Pagi ini di pelataran kalbu aku berdiri, menghirup udara rindu yang jernih

Terhenti di persimpangan asmara

Disemua arah terpampang dia, si Gigi Kelinci

Semoga hari ini berseri hingga malam nanti

Aku sahabat hati

Aku sahabat hati

Menjadi pribadi yang peka akan setiap keluhan perasaan

Selalu bersajak disaat merasa

Sajak tentang kehidupan

Keluhan hati yang tak tertandingi

Aku yang mengalun dalam irama yang tertulis di pena

Diluar kebiasaan hidup terdahulu

Kalbu yang melankolis dan egoistik

Melupakan senyuman sekitar hanya demi hati

Hati yang selalu terkungkung dalam kebimbangan

Aku lupa diriku, aku lupa tawa, aku lupa suka

Aku hanya mementingkan hatiku yang selalu mengeluh

Selalu ku dengar dan ku urai menjadi tarian pena yang lelah

Menghabiskan tinta logika yang berbatas

Tersusun menjadi teka-teki yang rumit

Aku sahabat hati

Tak bersahabat dengan logika

Rinduku cukuplah sampai di sini..

Kau pergi..

Kau pergi dari sesuatu yang indah

Meninggalkan cintaku

Aku merindukanmu

Sebatas rindu yang bijaksana kala aku tak lagi denganmu

Kau meninggalkan aku, dan aku mohon jangan kembali lagi padaku

Terlalu pedih hati ini menerima kisah yang teramat menyiksa saat kau pergi

Kau pergi dengan tatapan yang bergelora, meyakinkan aku bahwa aku bukan yang terbaik untukmu

Kau membuatku menangis sebagai lelaki yang luka

Dengan tertunduk aku mundur dari hadap mu

Pernah aku bersedih sejadi-jadinya, sehancur-hancurnya karena kau tinggalkan

Aku merindu

Sebatas rindu yang bijaksana, tak lebih dari pilu

Dengan gontainya aku melaju dalam keputusasaan

Sempat menutup batin ini dari harapan kehidupan

Kau telah pergi

Do'aku kebahagiaan untukmu

Kau telah pergi, cukuplah rinduku sampai di sini..

Dia milikku..

Aku merona, dan dia tersipu... malu...

Aku terpesona, dan dia merindu... selalu...

Aku menyapa, dan dia mensyahdu, merdu... dia melayangkan aku...


Semua tak terlaksana dengan kesesuaian yang tertera dalam benak..

Hanya permisi sejenak kemudian pudar... tak berbekas namun sangatlah dalam

Teramat dalam...


Tetapi tatapannya sangatlah jelas, dan penuh akan syarat ketulusan

Ternyata dia adalah sebuah karya, cipta dari yang Kuasa...

Dia biduan, yang menyendiri dan tegas dalam harapan


Betapa bait-bait ini sangat sukar untuk dimengerti

Aku pun sungkan untuk memahami, hanya di hati saja ini tersimpan


Dia pulang, dan aku berpaling melawan arah jalannya

Hanya seutas benang merah yang mengikat di jari manisnya dan jari manis ku

Seutas benang yang terbuat dari keteguhan penantian seorang pria kepada biduan


Dia milikku, harus selamanya..harus selamanya...

Jangan terlalu dipikir dan dibayangkan

Ini diluar kemampuan daya pikir insani

Hanya waktu, hanya takdir, yang akan menjawab semua

Tetapi dia harus menjadi milikku

Dan aku masih terpesona.. pada dia...

Kamis, Desember 03, 2009

Dari si empunya hati..

Dari yang terasa di hati...

Ia mengeluhkan kelunakan dinding yang terlalu lembut

Hingga berdatangan cinta dan rindu dari segala arah

Semuanya indah, semuanya baik, semuanya harapan dan misteri


Untuk yang empunya hati, yang dirasa...

Kata-kata ini sangatlah tersembunyi, hanya si empunya yang mampu menerka,
namun juga sering bertanya-tanya

Jika ada saatnya detik-detik kesenggangan waktu, selalu menerpa dan menggoda, itulah cinta


Terlalu sering si empunya hati membahas tentang cinta, sehingga dia merasa sebagai Pangeran Cinta yang selalu senyum dalam kehampaan


Tak pasti dan selalu berbeda, hati yang dirasa berada dalam kebimbangan..

Dan si empunya tak kuasa menangkapnya, hanya takjub dan memuji bahwa etika cinta itu selalu menggusarkan hati pada saat datangnya...

Aku malu bilang cinta

Aku tak mampu bilang bahwa aku cinta..
Namun kau selalu ada di hati dan memaksa rinduku untuk bilang bahwa aku cinta..

Kesertaan yang ada dalam sayang, membawa pucuk-pucuk asa berbunga tak terganggu cuaca dan musim..

Jadikanlah aku perisai yang mampu melindungimu dari setiap kesedihan..

Ajaklah aku dalam bahagiamu serta..

Paksalah bibirku ini untuk mengucap "jangan tinggalkan aku".

Paksalah dengan kelembutan dan keramahan yang pesonanya bergeming dalam sukmaku.

Aku cinta, tapi aku malu padamu jika ku bilang cinta..

Biar ku simpan rasa cinta ini dalam sangkar penantian, dan akan aku lepaskan saat kau menjadi milikku kelak..

Merebahkan hatiku di lembutnya belaianmu..

Aku cinta, tapi aku tak bisa bilang "aku cinta", saat ini..

Namun sungguh, aku cinta..

Aku ingin menjadi 'Aku'...

Aku ingin memperbaiki 'aku' yang penuh dengan kekurangan...

Aku ingin mengubah 'aku' yang lalai dalam menjaga cinta...

Aku ingin 'aku' seperti syairku yang indah..

Aku ingin 'aku' seperti bait-bait yang tunduk pada ke-Esaan Allah...

Aku ingin 'aku' seperti cinta yang berwarna merah muda, melembut, halus dah syahdu...

Aku ingin 'aku' seperti rindu yang berwarna biru, anggun, menegas dan indah...

Aku ingin menjadi seorang 'aku' yang abstrak namun jelas ada...

Aku ingin menjadi 'aku' yang sembuh dari penyakit hati dan rasa sakit hati...

Aku ingin 'aku' baik...

Aku ingin 'aku' baik...

Aku ingin 'aku' baik...

Dalam ketidaksempurnaan aku sebagai insan...

Aku ingin 'aku' benar-benar hidup dan menjadi aku...

Untuk gigi Kelinci: kau adalah biru

Bukan puisi yang bermajaskan keindahan bila tanpa dirimu..

Masih ingatkah dengan keterkaitan antara langit dan bumi?

Keduanya sama-sama biru...

Kamu lah biru itu...
yang melambangkan keindahan...

Ingin sekali aku menjadi awan, yang berada diantara biru..

Memutih disaat kau bahagia..

Mendung kelabu disaat kau bersedih..

Selalu ada untukmu setiap saat...

Aku ingin bersamamu..

Untuk dia yang pernah memiliki hatiku :-(

Aku meratapi sesuatu yang pernah terjadi di waktu itu.

Di bulan Agustus & September yang kelabu.

Cintaku pergi.. & meyakinkan tak akan kembali lagi.

Aku jatuh, aku terpuruk, aku menangis, aku berteriak!
Aku berteriak selantang-lantangnya, hingga bergemuruh rasa sakit & perih di hati ini.

Mengapa harus terjadi, disaat aku meyakinkan diri untuk menjadi lebih baik bagi dirimu.

Mengapa harus merobek cinta ini yang tertulus dan sepenuhnya untuk dirimu.

Mengapa harus menampar kesetiaan yang selalu aku tanamkan setiap aku bernafas.

Memerah batinku yang terluka.

Tak terungkap betapa sakit yang aku derita karena kisah itu.
Kisah di bulan Agustus & September yang kelabu.

Aku hilang akal, menutup mata hatiku dari logika.

Aku terpuruk sedalam-dalamnya rasa pilu yang teramat sangat.

Aku bersujud dalam heningnya malam, disaat pintu do'a telah terbuka.

Memohon bangkitkan aku dari keterpurukan cinta yang menyakitkan.

Dan bahwa hidup tidak boleh terhenti, harus tetap berlanjut!

Do'akan yang terbaik untuk dia & diriku.

Perbaiki hidupku, sembuhkan hati ini, do'a yang pernah tak henti.

Wajar & sungguh wajar apabila saat ini aku merindukanmu.

Berkesan & sungguh berkesan apabila terus ku simpan segala kenangan tentang aku & dirimu.

Kau berhak untuk melupakan aku.

Namun aku tak pantas untuk melupakanmu.

Terima kasih pernah mencintaiku..

Semoga yang terbaik selalu untukmu dan kau dapatkan cinta abadimu.

Semoga bahagia...

Biarkan saat ini aku merindukanmu, karena hati ini pernah kau miliki.

Biarkan aku mengenangmu, karena hati ini pernah kau hiasi.

Dan aku tekankan untuk dirimu, betapa saat itu aku benar-benar mencintaimu..mencintaimu..

Dan kini aku telah usai untukmu.

Biarkan saat ini aku merindukanmu.

Meski sakitnya selalu mengikuti seiring rindu ini.