Senin, September 07, 2009

Untuk dirinya yang telah pergi

Berat memang mempertahankan cinta yang telah terbina cukup lama, hingga akhirnya dihempas oleh ketidakpastian yang aku pun tak mengerti mengapa dirinya bisa tiba-tiba meminta untuk mengakhiri semua.

Dirinya berubah benci yang teramat dahsyat kepada diriku. Kejanggalan yang aku rasakan saat ini begitu memaksaku 'tuk bertanya "Ada apa dengan dirinya? mengapa sikapnya kepadaku bisa berubah drastis menjadi benci yang teramat besar".

Tak ingin aku berprasangka bahwa ada orang ketiga dibalik semua ini, ku buang jauh-jauh prasangka itu dan selalu berpikir positif kepada dirinya. Yang jelas, aku sudah berusaha semampuku untuk bertahan dan memperjuangkan cinta ini, meskipun akhirnya tetap gagal. Semoga aku menemukan jawaban yang pasti, suatu kondisi yang bisa menyebabkan dirinya secara tiba-tiba benci kepadaku.

Sekedar senyum yang hanya mampu ku utarakan saat ini, senyum kesedihan dan kepedihan. Sekedar mengingatkan bahwa aku mencintainya dan menyayanginya dengan setulus hatiku dan jiwaku serta ragaku.

Bersamanya aku melewati hari-hari yang indah, tentang tawa dan kesedihan yang mengisi kisah kita sehingga mengajarkan kita akan kedewasaan menjalin sebuah ikatan cinta.

Saat ini, sepenuh hatiku memaafkannya. Aku tak akan mendendam karena ini merupakan bagian kecil sebuah ujian yang Allah berikan kepadaku. Dan maafkan aku atas semua segala kesalahan yang mungkin pernah menyakiti.

Terima kasih atas kasih sayang, perhatian dan ketulusan yang telah berikan selama ini.

Do'aku, semoga dirinya mendapatkan pasangan yang mampu mengerti, yang mampu memberikan kasih sayang yang penuh dan kehidupan yang lebih bisa menjamin serta masa depan yang lebih cerah ketimbang diriku. Aamiin.

Semoga bahagia untuk dirinya, selamanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar