Resap harum tatapannya
Bidadari senja dalam lugunya
Rasakan indah yang tak terkira nian
Bidadari senja dalam senyuman
Ada perasaan yang mengalir untuknya
Memercik rindu menampung segenang cinta
Sela tawa penuh pesona
Bidadari senja dalam candanya
Indah Dalam Suasana Romansa Senja, Menatap Asa Yang Telah Terpatri di Jiwa, Dengan Sebenih Cinta Yang aku Punya, Akan Aku Bawa Syair Pada Luasnya Dunia, Dan Sehingga Mereka Tahu Aku Ini Ada, Dalam Setiap Tangis Dan Tawa, Dari Senja Hingga Senja, Penuh Dengan Cinta
Resap harum tatapannya
Bidadari senja dalam lugunya
Rasakan indah yang tak terkira nian
Bidadari senja dalam senyuman
Ada perasaan yang mengalir untuknya
Memercik rindu menampung segenang cinta
Sela tawa penuh pesona
Bidadari senja dalam candanya
Pernah aku berpikir dengan separuh akalku
Disaat logika tak lagi mampu
untuk menahan gejolak dalam kalbuku
yang ada hanya senyummu
dikala itu
diwaktu dulu
Saat awal ku jumpa denganmu
Namun hasrat ini tak sejalan dengan rencanaku
Sulit ku rasa untuk dekat denganmu
Walaupun sebenarnya ku dekat denganmu....
kala itu.
diwaktu dulu
Aku tahu ...
Kurasakan hal yang sama terjadi padamu
Jikalau engkau mengharap diriku
Bodohnya aku ...
Mestinya ku ungkap semua ini
dikala itu
diwaktu dulu
Sungguh aku separuh akalku
Hingga akhirnya kucoba untuk menunggu
Menunggu dan tetap menunggu
Seraya ku torehkan pena di atas kertas-kertasku
Semua tentangmu
Sampai tiba saatnya untukku
Mengungkapkan hatiku
yang lama terpendam di kalbu
dikala itu
sejak waktu itu
Kini engkau menyambutku...
Indahnya penantianku...
Lamunanku tentang semua
Kisah kala kita bersama
Tak terwujud akhirnya
Putuslah sudah selamanya..
Lamunanku bawa cerita
Ku tuangkan makna demi makna
Ku ukirkan kata demi kata
Yang ku himpun menjadi satu, yaitu cinta
Cintaku padanya memang usai sudah
Namun tetap akan menjadi kisah yang indah..
Lamunanku coba berusaha
Membawa sadarku pada dirinya
Mengajak kembali pada cintanya
Lamunanku tak kuasa adanya
Dikala batinku menolaknya
Ia pergi tinggalkan luka
Akan akhir sebuah cerita cinta
Mungkinkah aku diluluh lantahkan
oleh sergapan perasaan
Sehingga bintangpun terlihat gelap
karena mataku tertutup resah
Aliran-aliran rasa yang memercik kalbu
sehingga derasnya seganas ini
yang menghanyutkan simpamg pikiranku
sehingga sekalut ini
Dan tak bisa lagi lari sampai ke tepi
Diakah...
sesosok wanita yang penuh seri
dan belum terjawab oleh hati
Akukah...
sesosok insan yang terbentur
oleh dinding cinta yang lunak namun gusar
Wanita itu...
meluluh lantahkan aku
dengan getir manis senyumnya
Wanita itu...
Diantara senyummu aku kukuhkan rinduku
Dan ku ingat dalam heningku
Diantara rindumu dalam heningmu aku tak tahu
Apakah aku ada diantara rindumu?
Pandangan matamu,
jelas ingin meraihku.
sedang coba merayuku.
hingga takjub kepadamu.
Berkata rinduku
Dan meresah nuraniku
Terhanyut aku dalam etika cintaku
Membawa diriku menyayangmu
Pejamkan mata sejenak, setelah ku menatap matanya hanya yang aku bisa
Jika saja cinta paham akan kesungguhan hati ini dan agak sedikit peka
Mungkin, sudah ku ungkap semua dari tadinya
Ku buka mata, dan tatapannya masih di hadapku
Senyum rekah, hangat, dan terindah merasuk kalbu
Ada hati terangkai dalam tegun
Cinta hadir terurai setengah melamun
Namun cinta tetap tak paham dan belum juga peka
Hingga hampir selamanya tak terungkap semua
Dan aku teguh dalam tegun
Serta kokoh dalam lamun
Dan hanya mampu bermimpi, nyatanya cintaku rapuh tanpa terucap sedikitpun
Cinta ini tak pernah ada untuk dirimu
Lenyap bersama hadir dirinya
Tak ada hati ini meski separuh
Tersedia hanya senyumku untukmu
Maaf jika senyum yang tersisa
Bukan cinta....
Jaka Krisnadi