Arrgh !!!
Aku memimpikanmu, senyummu, keramahanmu, indah matamu dan suaramu.
Jelas seperti nyata, kau ada bersamaku.
Sungguh aku kesal!
Tak bisakah sehari saja dirimu tak menyapa pikiranku?
Tolong jangan kau luluhkan kerasnya hatiku, jangan saat ini dan juga tidak seterusnya.
Aku tak bisa! Aku tak bisa!
Apa yang kau lakukan padaku hingga jadi begini.
Aku mohon...pergilah dari pikiran dan mimpiku.
Rindu ini bukan untukmu seharusnya.
Rabu, Maret 03, 2010
Artikan menurut kehendakmu
Jika aku mengatakan "hidup tanpa cinta, seperti dahaga yang menyesakkan rongga-rongga dada" itu adalah benar.
Dan ketika aku mengatakan "cinta adalah mutlak bagian dari hidup" apakah itu salah?
Coba kau tanyakan pada Gibran dan Anwar, apakah cinta itu?
Merobek-robek benak mereka, dan sungguh tak ada jawaban yang mendasar, ketika telah bias menjadi guratan pena yang melantun, semampai, gemulai dan elok, tak terhingga sebuah perumpaan yang tepat untuk menjabarkan cinta.
Kupu-kupu yang indah namun tak berakal, dangkal, tak mampu menyadari betapa cantik dirinya saat menghinggapi bunga yang merekah.
Dan sepotong mangga yang dikupas kulitnya, disajikan dalam hiasan dunia, dari emas dan perak, tetap sama rasanya dengan yang disajikan dalam daun pisang yang beraroma ketulusan alam.
Pembuluh darahku mengalir dalam ritme, telah tersayat, menetes di atas kertas yang kusam dan tersusunlah sebuah persepsi yang bersimbiosis dalam kepasrahan.
Menuainya, ada kini tepat di sampingku.
Kalimat ini tak berarah, seperti diriku mengartikan cinta, biar semua orang berada dalam pendapatnya masing-masing, semua punya kehendak tentangnya.
Artikan sakit jika memang menyakitkan.
Artikan bahagia jika membuatmu tersenyum.
Menangis jika sedih ataupun senang, silakan kau ciptakan makna menurut hatimu.
Cinta, sebuah kebebasan, ada dalam aturan dan penyangkalan.
Dalam putih dan hitam.
Aku kini diam, tak berlanjut tentang ini, hanya selami dari hati dan rasakan di jiwa, pernah ku menangis dan tersenyum karenanya.
Dan ketika aku mengatakan "cinta adalah mutlak bagian dari hidup" apakah itu salah?
Coba kau tanyakan pada Gibran dan Anwar, apakah cinta itu?
Merobek-robek benak mereka, dan sungguh tak ada jawaban yang mendasar, ketika telah bias menjadi guratan pena yang melantun, semampai, gemulai dan elok, tak terhingga sebuah perumpaan yang tepat untuk menjabarkan cinta.
Kupu-kupu yang indah namun tak berakal, dangkal, tak mampu menyadari betapa cantik dirinya saat menghinggapi bunga yang merekah.
Dan sepotong mangga yang dikupas kulitnya, disajikan dalam hiasan dunia, dari emas dan perak, tetap sama rasanya dengan yang disajikan dalam daun pisang yang beraroma ketulusan alam.
Pembuluh darahku mengalir dalam ritme, telah tersayat, menetes di atas kertas yang kusam dan tersusunlah sebuah persepsi yang bersimbiosis dalam kepasrahan.
Menuainya, ada kini tepat di sampingku.
Kalimat ini tak berarah, seperti diriku mengartikan cinta, biar semua orang berada dalam pendapatnya masing-masing, semua punya kehendak tentangnya.
Artikan sakit jika memang menyakitkan.
Artikan bahagia jika membuatmu tersenyum.
Menangis jika sedih ataupun senang, silakan kau ciptakan makna menurut hatimu.
Cinta, sebuah kebebasan, ada dalam aturan dan penyangkalan.
Dalam putih dan hitam.
Aku kini diam, tak berlanjut tentang ini, hanya selami dari hati dan rasakan di jiwa, pernah ku menangis dan tersenyum karenanya.
Guratan
Kalau senyumanmu memaksaku untuk tidak mencari yang lebih baik darimu,
dan memang tak ada yang indah dari lainnya.
Menatapmu dengan hati, jelas bahwa ada cinta yang tersusun dalam rangkaian do'a.
Cinta? aku rasa kau telah tahu sekarang apa yang dimaksud itu,
dan kita tak bisa mengelak dari itu.
Pertahankan senyum ini untuk kita, berdua.
Kembali pada kesederhanaan, dengan niat tulus pasti akan ada jalan,
sesuatu yang menyakitkan bisa membuat kita belajar dan bangkit yang kemudian akan menemukan pelabuhan yang baik dan indah,
sabar menjadi bukti dan do'a sebagai kunci, Ya Allah rasa syukur ini menggema ke angkasa,
mengalir dalam darah dan berdentum di nadiku,
Alhamdulillah.
Ada hikmahnya dirimu tak jadi pergi ke khayangan,
di bumi tempatmu bernaung,
kau dapatkan mutiara yang abadi.
Meski sejenak risau menghampiri tetapi tak bisa menyentuhmu.
dan kau dapat leluasa tersenyum ketika bumi ini lebih hijau jiwa dan raga ketimbang khayangan.
dan memang tak ada yang indah dari lainnya.
Menatapmu dengan hati, jelas bahwa ada cinta yang tersusun dalam rangkaian do'a.
Cinta? aku rasa kau telah tahu sekarang apa yang dimaksud itu,
dan kita tak bisa mengelak dari itu.
Pertahankan senyum ini untuk kita, berdua.
Kembali pada kesederhanaan, dengan niat tulus pasti akan ada jalan,
sesuatu yang menyakitkan bisa membuat kita belajar dan bangkit yang kemudian akan menemukan pelabuhan yang baik dan indah,
sabar menjadi bukti dan do'a sebagai kunci, Ya Allah rasa syukur ini menggema ke angkasa,
mengalir dalam darah dan berdentum di nadiku,
Alhamdulillah.
Ada hikmahnya dirimu tak jadi pergi ke khayangan,
di bumi tempatmu bernaung,
kau dapatkan mutiara yang abadi.
Meski sejenak risau menghampiri tetapi tak bisa menyentuhmu.
dan kau dapat leluasa tersenyum ketika bumi ini lebih hijau jiwa dan raga ketimbang khayangan.
Ada kenangan tentang kita
Aku mengerti sebuah keindahan di balik kepedihan yang menyesakkan, adalah cinta yang mampu memberi itu
Sejak aku mengarahkan hatiku padamu, dulu
Hingga akhirnya tak mampu ku tembus kerasnya hatimu
Aku tak menangis, tetapi hatiku pedih dan luka
Kemudian aku tetapkan untuk usai dari harapan yang kelabu
Adalah cinta yang mampu memberi itu, akan indah bila diingat, tentang syair-syair yang tertulis untukmu
Namun sakitnya masih jumawa dalam lubuk yang terdalam
Entah apa yang ada dalam benakmu
Kau datang mengetuk hatiku disaat aku tak mungkin lagi membukanya untuk orang lain, termasuk dirimu
Kau menangis, dan menangis sejadi-jadinya untukku, demi langit dan bumi aku tak bisa menggapaimu lagi
Sungguh bukan maksudku untuk membalas kepedihan yang pernah kau berikan, dulu
Mengapa dahulu kau dustai hatimu? Padahal aku datang dengan ketulusan
Mohon kau mengerti tentangku, aku tak bisa
Sebuah hikmah yang ada merupakan pelajaran untuk kita, jangan pernah dustai hati, dan memang cinta kita tak mesti memiliki selamanya
Biar ku jaga semua syair yang pernah ku gubah, untuk rasa yang pernah ada
Dan kau baca disaat kau rasakan ingin mengenangnya sesekali dalam hidupmu
Senyumku selalu untukmu
Sejak aku mengarahkan hatiku padamu, dulu
Hingga akhirnya tak mampu ku tembus kerasnya hatimu
Aku tak menangis, tetapi hatiku pedih dan luka
Kemudian aku tetapkan untuk usai dari harapan yang kelabu
Adalah cinta yang mampu memberi itu, akan indah bila diingat, tentang syair-syair yang tertulis untukmu
Namun sakitnya masih jumawa dalam lubuk yang terdalam
Entah apa yang ada dalam benakmu
Kau datang mengetuk hatiku disaat aku tak mungkin lagi membukanya untuk orang lain, termasuk dirimu
Kau menangis, dan menangis sejadi-jadinya untukku, demi langit dan bumi aku tak bisa menggapaimu lagi
Sungguh bukan maksudku untuk membalas kepedihan yang pernah kau berikan, dulu
Mengapa dahulu kau dustai hatimu? Padahal aku datang dengan ketulusan
Mohon kau mengerti tentangku, aku tak bisa
Sebuah hikmah yang ada merupakan pelajaran untuk kita, jangan pernah dustai hati, dan memang cinta kita tak mesti memiliki selamanya
Biar ku jaga semua syair yang pernah ku gubah, untuk rasa yang pernah ada
Dan kau baca disaat kau rasakan ingin mengenangnya sesekali dalam hidupmu
Senyumku selalu untukmu
Untukmu di sana
Sementara aku berjibaku dalam kerinduan yang berkerumun dalam penat
Dan doĆ” tentang pencapaian ku, ku haturkan untukmu di sana
Aku akan menangis saat ini jika memang aku harus
Asalkan dirimu bahagia dan membuatku terhenti dari tangis
Dengan senyum yang kau miliki, dan ketulusan yang kau beri
Patut untuk aku puji dirimu dengan menyandingmu
mahligainya akan membawa kita bahagia
Se-istimewa ini kah dirimu bagi diriku?
Ya, betapa istimewanya dirimu untukku
Seperti yang orang lain pernah katakan tentang kita "bahagia ada pada kita"
Seperti sebuah catatan yang pernah aku tuliskan tentang kita "berkata dengan hati adalah lebih indah"
Tak seperti yang pernah aku ceritakan padamu "bahwa cinta tak pantas untuk disakiti"
Kita ada pada genggaman-Nya
Yang bahagia adalah kita...
Untukmu di sana, setelah melewati ini, aku akan datang padamu
Dan doĆ” tentang pencapaian ku, ku haturkan untukmu di sana
Aku akan menangis saat ini jika memang aku harus
Asalkan dirimu bahagia dan membuatku terhenti dari tangis
Dengan senyum yang kau miliki, dan ketulusan yang kau beri
Patut untuk aku puji dirimu dengan menyandingmu
mahligainya akan membawa kita bahagia
Se-istimewa ini kah dirimu bagi diriku?
Ya, betapa istimewanya dirimu untukku
Seperti yang orang lain pernah katakan tentang kita "bahagia ada pada kita"
Seperti sebuah catatan yang pernah aku tuliskan tentang kita "berkata dengan hati adalah lebih indah"
Tak seperti yang pernah aku ceritakan padamu "bahwa cinta tak pantas untuk disakiti"
Kita ada pada genggaman-Nya
Yang bahagia adalah kita...
Untukmu di sana, setelah melewati ini, aku akan datang padamu
Malam dan senyumanmu
Malam yang biasa saja
Dan seperti biasa, ada senyummu yang mengelus sanubari di hadap mata
Mengusik ringkihnya ragaku yang berpeluh dan terhujam lelahnya rasa
Manisnya, aku tak kuasa untuk menolaknya
Angan yang jauh membawaku dalam serangkaian bayang-bayangmu
Terkunci kisah asmara
Aku jumawa serta
Turuti kemana kau membawaku
Ada taman penuh dengan bunga
Terhampar hijau, merah dan jingga
Di situ kita tak berkata, sepatah kata pun tak ada
Hanya diam, bunga-bunga menyeringai pada bisunya kita
Ada cinta, kata mereka
Ada resah, tanpa cinta
Dan ada rindu diantara kita
Sayang..aku tak sanggup untuk pergi dari ini
Tentang senyummu, melekatlah di jantung hatiku
Inginku tamasya ke taman bunga itu
Bersamamu yang di sana
Dengan rindu dan cinta
Cukuplah, karena senyummu saja
Menyajikan sederhananya saat malam yang biasa
Dan seperti biasa, ada senyummu yang mengelus sanubari di hadap mata
Mengusik ringkihnya ragaku yang berpeluh dan terhujam lelahnya rasa
Manisnya, aku tak kuasa untuk menolaknya
Angan yang jauh membawaku dalam serangkaian bayang-bayangmu
Terkunci kisah asmara
Aku jumawa serta
Turuti kemana kau membawaku
Ada taman penuh dengan bunga
Terhampar hijau, merah dan jingga
Di situ kita tak berkata, sepatah kata pun tak ada
Hanya diam, bunga-bunga menyeringai pada bisunya kita
Ada cinta, kata mereka
Ada resah, tanpa cinta
Dan ada rindu diantara kita
Sayang..aku tak sanggup untuk pergi dari ini
Tentang senyummu, melekatlah di jantung hatiku
Inginku tamasya ke taman bunga itu
Bersamamu yang di sana
Dengan rindu dan cinta
Cukuplah, karena senyummu saja
Menyajikan sederhananya saat malam yang biasa
Cinta itu buta, tuli dan bisu, itu yang disebut cinta mati.
1. Cinta itu buta, namun tidak tuli dan juga tidak bisu.
Dia tak dapat melihat, namun masih bisa mendengar sebuah panggilan nurani, dan mampu berbicara akan hal yang indah dan juga menyakitkan.
2. Cinta itu buta dan juga tuli, namun dia tidak bisu.
Dia tak dapat melihat sebuah ketulusan dan tak mampu mendengar sebuah panggilan nurani yang menggema di setiap aliran darah, oleh karenanya dia hanya dapat berbicara sesuatu yang tak mampu dimengerti, tak ada makna
3. Cinta itu buta dan bisu, namun tidak tuli.
Dia tak dapat melihat sebuah ketulusan, sehingga dia tak mampu berkata dengan kebaikan dan kesucian, dia hanya mendengarkan akan hal-hal yang buruk, dan itu membuat dia bahagia.
4. Cinta itu tidak buta, tetapi dia tuli dan bisu.
Sungguh kasihan, dia bisa melihat sebuah kebaikan dan juga kepalsuan, namun dia tak bisa mendengar dan berkata-kata, adakalanya hal itu baik untuk dia..
5. Cinta itu tidak buta dan tidak tuli, dia hanya bisu.
Dia bisa melihat semua hal yang yang baik dan buruk, dan bisa mendengar sebuah panggilan nurani, tapi sayang dia tak bisa mengatakan apa yang ingin dikatakan, sebuah tulisan akan menjadi perantaranya.
6. Cinta itu tidak buta dan bisu, dia hanya tuli.
Dia bisa melihat ketulusan dan juga kehampaan, tapi karena dia tak dapat mendengar, dia tak bisa menyampaikan sebuah ketulusan dengan baik, semua menjadi bias.
7. cinta itu tidak buta, tidak tuli dan tidak bisu.
Sebuah cita yang sempurna dan juga sangat tidak sempurna, dapat membuat orang berada dalam kebaikan hidup dan juga dapat membuat orang terpuruk dalam kefanaan.
8. Cinta itu buta, tuli dan bisu.
Itu yang aku sebut cinta mati.
Ketika cinta mengahadirkan cerita kepada setiap manusia di dunia...
Dia tak dapat melihat, namun masih bisa mendengar sebuah panggilan nurani, dan mampu berbicara akan hal yang indah dan juga menyakitkan.
2. Cinta itu buta dan juga tuli, namun dia tidak bisu.
Dia tak dapat melihat sebuah ketulusan dan tak mampu mendengar sebuah panggilan nurani yang menggema di setiap aliran darah, oleh karenanya dia hanya dapat berbicara sesuatu yang tak mampu dimengerti, tak ada makna
3. Cinta itu buta dan bisu, namun tidak tuli.
Dia tak dapat melihat sebuah ketulusan, sehingga dia tak mampu berkata dengan kebaikan dan kesucian, dia hanya mendengarkan akan hal-hal yang buruk, dan itu membuat dia bahagia.
4. Cinta itu tidak buta, tetapi dia tuli dan bisu.
Sungguh kasihan, dia bisa melihat sebuah kebaikan dan juga kepalsuan, namun dia tak bisa mendengar dan berkata-kata, adakalanya hal itu baik untuk dia..
5. Cinta itu tidak buta dan tidak tuli, dia hanya bisu.
Dia bisa melihat semua hal yang yang baik dan buruk, dan bisa mendengar sebuah panggilan nurani, tapi sayang dia tak bisa mengatakan apa yang ingin dikatakan, sebuah tulisan akan menjadi perantaranya.
6. Cinta itu tidak buta dan bisu, dia hanya tuli.
Dia bisa melihat ketulusan dan juga kehampaan, tapi karena dia tak dapat mendengar, dia tak bisa menyampaikan sebuah ketulusan dengan baik, semua menjadi bias.
7. cinta itu tidak buta, tidak tuli dan tidak bisu.
Sebuah cita yang sempurna dan juga sangat tidak sempurna, dapat membuat orang berada dalam kebaikan hidup dan juga dapat membuat orang terpuruk dalam kefanaan.
8. Cinta itu buta, tuli dan bisu.
Itu yang aku sebut cinta mati.
Ketika cinta mengahadirkan cerita kepada setiap manusia di dunia...
Langganan:
Postingan (Atom)