Minggu, Mei 16, 2010

Ilalang yang lekang

Tak seperti padi..


Sebuah ilalang yang terus menerus tinggi, tak merunduk, congkak.



Tidak kah dia tahu, syetan telah merasukinya.



Sekumpulan jin jahat berbaris di belakang jasadnya yang pendek.



Alam telah bersaksi tentang satu hal, ke-Esaan Tuhan yang Maha Agung.



Maka, sastra menjadi ungkapan yang pantas atas kelamnya dunia.



Belum lah terucap sebuah kalimat syakral, namun saling berjanji sehidup semati.



Tidak lah itu pasti, dan hanya buaian yang nyata.



Hingga tiba saatnya, syetan dan para jin yang jahat akan berkhianat dan menjatuhkan ulah mereka.



Ilalang, tak sedap dipandang mata meskipun hijau.



Congkaknya menggeroti hijau yang terhina.



Keringatmu tercipta dari emosi langit dan bumi.



Mentari dan bulan tak bisa berkedip dari tingkah mu.



Halus yang bergerigi, menyakiti lunaknya sepiring nasi.



Tanpa cahaya, jalan mu genap menopang beban yang berat.



Sungguh kini tak ada elok.



Sangat malang nasib perawan di seberang lautan, kesetiaan mu adalah emas yang kau ukir.



Do'aku untuk mu, aku dan tercinta akan datang ke pulau tempat kau tinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar