Minggu, Mei 16, 2010

Kekejianku pada Tuhanku.

Renungan yang wajib untuk aku renungkan.

Kesadaran yang seharusnya aku menyadari sejak kedewasaan bersemayam pada diriku.


Adalah tentang kekejian.


Kekejian yang aku baru mengenalnya saat ini.


Kekejian itu adalah sebuah rasa tidak bersyukur yang sering ku lakukan dalam sikap serta ucapan.


Telah merusak setiap amal perbuatan yang terlaksana dan mengkhianati zikirnya alam semesta pada Sang Pencipta.


Kekejian itu telah mengotori langkahku sebagai khalifah di bumi.


Apa yang ku peroleh, dahulu dan saat ini adalah kepastian, kesempurnaan yang tak akan bisa diubah, kasih sayang yang teramat besar dari Sang Pencipta.


Sekalipun ketika duri menusuk kaki dan tajamnya pisau mengiris jari hingga berdarah dan menangis, itu semua atas ijin dan kasih sayangNya kepadaku.


Bagaimana rasa sakitnya mengarahkan aku pada pernyataan bahwa aku bukan siapa-siapa dan tak akan mampu membendung air mata yang memang seharusnya mengalir.


Betapa aku tak ingin meminta lebih dari apa yang aku peroleh, tak ingin memaksakan harapan yang tak sesuai dengan jati diriku.


Tak ingin menjadi budak dari kekejian yang akut, pada penempatan takdir yang ku paksakan dan aku tak bisa mengembannya.


Maka bersyukurlah pada apa yang aku dapat, jalani dan berikan yang terbaik.


Buatlah Tuhan bangga karena telah bertugas dengan baik sebagai khalifah.


Jangan sesekali memikirkan emas dan perak.


Jangan sesekali memimpikan mahkota yang berkilauan.


Jangan pernah meminta pada Tuhan untuk memberikan seisi dunia padaku.


Katakanlah "Aku minta yang terbaik yang menurut Engkau baik untukku". Walaupun itu hanya sepiring nasi, walaupun itu hanya selembar uang kertas yang tak seberapa nilainya, walaupun itu rasa kantuk yang menyapa ketika ku masih ingin beraktifitas.


Itu dari Tuhan ku, jangan ku ingkari dengan kekejian yang akan menyakiti zikir-zikir seisi alam semesta dan menampar yang Maha Agung.


Wajar apabila ku menangis karena ini, adalah kesalahanku karena keji pada Tuhanku sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar