Rabu, Agustus 18, 2010

Kelinci di gigiku, dan jingga di mataku.

Di rerumputan nan hijau lagi luas.

Ku lihat dia berjalan.

Ini tentang anganku yang melayang jauh.

Melewati batas mimpi yang nyaris nyata.

Dia seorang wanita, yang ku tahu parasnya hampir seperti bidadari.

Ada elok, ada pesona.

Jika tersenyum, terlihat kedua gigi depannya nan mungil.

Gigi kelinci itu seperti gigiku.

Memang seperti gigiku, seorang pria yang menuliskan ini.

Akulah si gigi kelinci, sedikit aneh, tapi inilah aku.

Itu yang ku tahu.

Lanjut tentang wanita itu.

Dia berjalan ke arah jingga.

Jingga, bagiku sebuah perumpaan dari cinta.

Hal yang unik, ada istilah gigi kelinci, ada pula jingga.

Melekat pada sebagian besar bait yang ku gubah.

Sampai ku bingung akan berhenti dimana.

Terlalu jauh batas angan yang ku lewati.

Terlalu sering aku terlelap.

Sampai terbangun, dan berkaca.

Ada gigi kelinci di senyumku.

Ada jingga di mataku.

Sudah tak beraturan, tentang tulisan ini.

Pena ku terhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar