Rabu, Agustus 18, 2010

Untuk hati yang tak mampu ku terka, ini ku persembahkan

Intuisi...

Membawaku pada catatan lama.

untuk mengangkat kembali sebuah kisah yang layak untuk dimengerti.


Menuntun pikiran ku seolah sebagai Penyair.

Yang menyelaraskan kenangan untuk tetap terjaga dengan indah.

Melalui catatan ini, aku akan bercerita.

Tentang bagaimana hati itu lembut untuk dipertanyakan,

dan keras untuk ditaklukan.


Memahaminya, butuh pemikiran serta tindakan setinggi langit.

Mengapa hati selalu lemah dalam memahami tulusnya rasa,

dan terlambat mengejar yang hampir menjadi miliknya.

Tertinggal oleh cinta yang ingin dimilikinya.


Satu yang ada dalam catatan ini,

sebuah pemeran yang bercahaya dari sekian bait yang tertera dalam rongga jiwa.



Sekali lagi, intuisi mengiringi jemariku menuangkan ini.

Menuntunku seolah sebagai Penyair,

diantara ketidaktahuan yang pasti.


Coba memahami,

mengapa lunaknya hati dapat lebih keras dari baja?

Dan mengapa kerasnya hati dapat lebih lunak dari perasaan sedih yang terdalam.

Ketika dia terlambat untuk menyadari datangnya cinta yang memang bersih meski sederhana.

Ketika dia menangis dalam penyesalannya yang telah melepas cinta.


Aku pun menangis dalam pelepasan yang teramat berat.

Ku datang, coba mendobrak lapisan-lapisan baja di hatimu,

ku lelah.. ku berpaling..


Kemudian kau datang, dengan keadaan hati yang terbuka seutuhnya.

Namun, kerasnya takdir tak kuasa ku runtuhkan dan tak mungkin kau tantang.


Terkadang ada.. waktu yang mengalun dalam hela nafasku.

Ku yakin saat itu,

kita bertemu dalam dunia yang tak dapat kita terka,

dalam ruang dan waktu dimana hanya ada kita,

dalam jauhnya batas temu yang tak tersusun, suaramu tetap ada.


Kenangan adalah warna hidup,

membawa yang telah lalu kembali ada,

dalam tempat yang istimewa.


Sebuah kerasnya hati yang teramat manis,

mampu ku tembus dan akhirnya berpaling karena lelah.


Untuk hati yang tak mampu ku terka,

ini ku persembahkan, dalam istilah maupun perumpaan,

selalu ada di rongga jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar